Gone (Intro)
![](https://1.bp.blogspot.com/-XkTVYw0Tidc/WdE54sHSdRI/AAAAAAAAACE/ttW0P6uvJg0Nsx01mKQDPdItmujz6_r2QCLcBGAs/s320/68747470733a2f2f73332e616d617a6f6e6177732e636f6d2f776174747061642d6d656469612d736572766963652f53746f7279496d6167652f515459457659776d4f4249336c773d3d2d31372e313463646233356535326666336163383431383937333432323039382e676966.gif)
Mobil semakin mendekati gerbang gedung
management, Big Hit Entertainment. Dari jauh terlihat kerumunan banyak wartawan
dan para penggemar yang tengah berdiri menunggu kedatangan pemuda itu. Saat
melihat ada mobil yang mendekat ke arah gerbang, kerumunan itu pun bergegas
mendekat ke arah mobil dan mengelilinginya, sehingga mobil itu berhenti.
Manajer yang melihat itu menoleh ke arah pemuda tadi.
“Bagaimana ini? Banyak sekali wartawan dan fans
di luar. “ ujar sang manajer sambil menyentuh kaki pemuda itu. Kemudian, pemuda
itu membuka matanya, melepas earphone dan memandang keluar jendela.
Ia melihat banyak gadis tengah berdiri di luar
mobilnya sembari mengangkat berbagai kertas dan papan bertuliskan
namanya, Jimin. Jimin pun kembali menoleh ke arah manajernya.
“Kita berhenti di depan pintu masuk gedung saja.
Biarkan mobilnya berjalan perlahan dan pastikan mereka (yang di luar) tak
terluka. “ sahut Jimin sambil kembali memasang earphone-nya.
“OK. “ gumam manajer dan mengkode supir untuk
kembali menjalankan mobilnya, seperti ucapan Jimin.
Mobil kembali berjalan dengan perlahan, sementara
petugas keamanan mengamankan para kerumunan tadi, agar memberi jalan untuk
mobil itu. Jimin kembali menoleh keluar jendela, melihat kerumunan orang-orang
yang ada di luar mobilnya itu, sambil tetap mendengarkan musik.
Tiba-tiba pandangan mata Jimin terpaku, ia tak
sengaja melihat sosok seorang gadis yang berdiri jauh di belakang kerumunan
orang-orang tersebut. Gadis itu mengenakan sebuah jaket hitam dengan hoodie lebar
menutupi kepala dan rambutnya yang tergerai menutupi sebagian wajahnya, gadis
itu menatap ke arah Jimin yang berada di dalam mobil dengan tatapan sedih.
Jimin yang melihat gadis itu sejenak terdiam,
lalu tiba-tiba dengan kasar ia menyentak pintu mobil hingga terbuka dan
melompat keluar dari mobil yang tengah berjalan pelan.
“Ya! Jimin-ah!” seru manajer Jimin yang terkejut
melihat aksi Jimin tersebut.
Tanpa mempedulikan manajernya, Jimin berusaha
berlari menerobos kerumunan orang-orang itu, dan hendak mendekati gadis tadi.
Namun para petugas keamanan menahannya, karena banyak penggemarnya yang
histeris dan berusaha menyentuhnya. Sementara tubuhnya di tahan, Jimin kembali
melihat ke arah gadis tadi yang masih berdiri di tempatnya. Kali ini gadis itu
terlihat menyeka air matanya, dan hendak berbalik pergi sambil tetap menatap
Jimin. Jimin yang melihat itu pun menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Andwae, andwae-yo! Andwae! “ gumam Jimin, sambil
menggelengkan kepalanya berulang kali. Mengisyaratkan pada gadis itu agar tak
pergi.
Namun gadis itu tak menggubrisnya, ia terus
berbalik dan melangkah pergi meninggalkan tempat itu. Jimin yang melihat itu mulai
histeris memanggil gadis itu.
“Andwae! YEON HEE-YA! “ jerit Jimin dengan keras.
Langkah gadis itu terhenti mendengar namanya
disebut. Air mata mengalir deras di pipinya. Sementara, Jimin terus
memanggilnya di tengah keributan para fans nya
“Yeon Hee-Ya, jangan pergi! Yeon Hee-ya! “ Jimin
kembali berseru memanggil gadis bernama Yeon Hee itu.
Namun, sang manajer datang dan berusaha menarik
Jimin kembali ke dalam mobil. Jimin meronta dengan keras untuk melepaskan diri.
Yeon Hee yang masih terpaku di tempatnya, hendak berbalik melihat Jimin, namun
sebuah pesan masuk ke ponselnya.
‘Ayo kita pergi. Sekarang! ‘
Yeon Hee menatap ke arah gerbang gedung
management itu, dan di sana sudah berdiri seorang pria muda berjas rapi tengah
menunggunya. Dengan langkah berat, Yeon Hee berjalan meninggalkan Jimin yang
masih mengamuk di belakangnya. Jimin terperangah melihat kepergian Yeon Hee,
namun itu hanya beberapa detik karena setelahnya ia kembali meronta dan
berteriak.
“Yeon Hee-ya! YEON HEE-YA! Jangan pergi! Kembali!
Kembali! “ jerit Jimin.
Namun, Yeon Hee tetap berjalan pergi
meninggalkannya tanpa menoleh sedikit pun. Tiba-tiba, pandangan Jimin mulai
kabur, semakin lama semakin kabur, kemudian gelap, dan....
Bruukkk...
“Omo! Ah... Sakit! Ah...!“ Jerit Jimin dengan mata
terpejam.
Jimin membuka matanya dan mendapati dirinya masih
mengenakan baju tidur, dan tengah berbaring di lantai
samping tempat tidurnya. Rupanya ia baru saja
jatuh dari tempat tidurnya, saat tengah tidur. Sepertinya ia bermimpi buruk.
Dari arah kamar mandi muncul seorang pemuda lain,
yang terburu-buru menghampiri Jimin sambil membawa sikat gigi di mulutnya.
Pemuda itu adalah Hoseok, teman sekamar Jimin.
“Ya! Kau ini kenapa?! “ tanya Hoseok dengan wajah
khawatir.
Jimin menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal,
sambil tersenyum bingung.
“Sepertinya aku bermimpi. Mimpi buruk.” Jawabnya
sambil memasang senyum polos.
***
Komentar
Posting Komentar