Gone (Part 1)

Jimin yang baru selesai mandi berdiri di depan cermin kamar mandi yang berembun, dengan gerakan cepat ia mengelap embun itu dengan tangannya. Sehingga wajahnya jadi jelas terpantul di cermin itu, Jimin memandangi pantulan wajahnya dan bergumam sendiri.

“Ah, wajahku kelihatan sedikit bengkak. Apa karena terjatuh tadi ya? “ gumam Jimin pada dirinya sendiri.

Sekilas ingatan tentang mimpinya kembali berkelebat di pikirannya. Seorang gadis ber-hoodie, dengan rambut panjang tergerai yang menutupi separuh wajahnya, dan menatapnya dengan tatapan sedih. Mengingat itu Jimin menggelengkan kepalanya, berusaha mengenyahkan mimpi itu karena mengganggu pikirannya.

“Mimpi apa sih itu? Dan... Siapa gadis itu ya? “ gumam Jimin lagi.

Dari luar kamar mandi terdengar suara berisik dari beberapa orang pria, dan salah satu dari mereka mengetuk pintu kamar mandi dan memanggil Jimin.

“Jimin-ah, kau sudah selesai mandi atau belum? Aku mau cuci muka.“ seru seorang pemuda tampan di depan pintu kamar mandi.

“Ah, aku sudah selesai. Aku akan keluar, hyung.“ sahut Jimin dari dalam kamar mandi, sambil sedikit merapikan rambutnya.

“Ya, mungkin itu cuma mimpi tak perlu terlalu ku pedulikan. “ gumam Jimin lagi, kemudian berjalan menuju pintu untuk bergegas keluar.

Begitu pintu kamar mandi terbuka, pemuda yang ada di depan pintu terkejut melihat wajah Jimin yang bengkak.

“Oh ya! Kenapa wajahmu bengkak begini? Semalam kau makan ramen ya? “ tanya pemuda bernama Jin itu. Jimin menyentuh kedua pipinya.

“Benar kan, wajahku bengkak. Ah, bagaimana ini?! “ gerutu Jimin. Hoseok yang mendengar itu pun menyahut.

“Ah, hyung. Itu karena tadi pagi Jimin jatuh dari tempat tidur. “ sahut Hoseok yang sedang sibuk mengemas ranselnya.

“Benarkah? Apa kau mimpi buruk, Jimin-ah? “ tanya Jin lagi. Jimin hanya mengangkat bahu pelan.

“Nanti akan ku ceritakan. Hyung jadi ke kamar mandi tidak? “ ujar Jimin mengalihkan pembicaraan.

“Ah, benar juga. Aku cuci muka dulu. Nanti ceritakan ya. Harus! “ kata Jin sebelum masuk ke kamar mandi. Jimin hanya memberi isyarat ‘OK’ dengan jarinya, dan berlalu pergi meninggalkan kamar mandi.

***

 “Mwo? Yeoja?!” seru Jin dan Hoseok berbarengan saat mendengar cerita Jimin tentang mimpinya. Jimin mengangguk.

“Tunggu sebentar. Kau memimpikan seorang gadis misterius yang memiliki tatapan sedih, dan kau menangisinya saat dia pergi?!” ucap Jin mengulangi ringkasan cerita Jimin.

“Iya. Kan tadi sudah ku ceritakan. “ sahut Jimin. Hoseok tampak berpikir.

“Seolma! Apa dia adalah gadis yang pernah patah hati padamu, dan bermaksud balas dendam? “ cetus Hoseok berprasangka.

“Tidak mungkin. Aku tidak pernah membuat seorang gadis patah hati. Malah aku yang sering dibuat patah hati. “ gerutu Jimin menyanggah perkataan Hoseok.

Hoseok hanya mengangguk-angguk. Lalu dari luar rumah muncul dua orang pemuda, yang berjalan menghampiri Jin, Hoseok, dan Jimin. Kedua pemuda itu adalah Namjoon dan Jungkook.

“Teman-teman, kalian sudah siap kan?” tanya Namjoon sambil menepuk bahu Hoseok.

“Sudah kok, kami hanya sedang ngobrol sebentar. Apa kita pergi sekarang? “ ujar Jin sambil berdiri dan memakai ranselnya. Namjoon mengangguk.

“Memangnya hari ini kita mau kemana sih? “ tanya Jimin yang masih duduk di sofa dengan malas-malasan. Jungkook pun menghampirinya dan menarik tangan Jimin, dan memaksanya berdiri.

“Aigoo, Jimin hyung. Sepertinya hyung lupa ya, hari ini kita sedang libur dan kita akan jalan-jalan di sekitar dan berbelanja. Apa kau benar-benar lupa, hyung? “ celoteh Jungkook sambil terus menarik Jimin yang enggan berdiri.

“Ah, benar aku lupa. Kalau begitu ayo kita pergi. “ kata Jimin kemudian berdiri dan mengambil tasnya.

“Ayo kita berangkat, Yoongi hyung dan Taehyung sudah menunggu kita di depan. “ ajak Namjoon kemudian.

Kelima pemuda itu pun melangkah keluar dari asrama mereka bersama, dan menuju halaman parkir untuk menyusul Yoongi dan Taehyung yang sudah menunggu mereka di mobil dan kemudian pergi keluar bersama.

Tujuh orang pemuda ini merupakan anggota sebuah idol group K-pop, yang sedang naik daun saat ini yaitu BTS. Hari ini mereka bertujuh akan menghabiskan hari libur sehari mereka, setelah mengadakan tour concert di beberapa negara. Sebelum kembali disibukkan dengan berbagai jadwal performance di negara asal mereka sendiri, Korea.

Hari itu mereka berencana untuk jalan-jalan, untuk menghilangkan rasa penat karena pekerjaan mereka. Selama perjalanan, para pemuda itu asyik mengobrol dan bercanda untuk menghilangkan jenuh. Namun ada satu orang yang memilih tak banyak bicara, Jimin memilih diam dan sibuk memikirkan mimpi yang cukup mengganggu pikirannya. Entah mengapa setiap kali teringat mimpi itu, ia merasakan sebuah beban berat bergelayut di dadanya. Hal itulah yang mengganggu mengenai mimpi itu.

“Kau kenapa? “ tanya Hoseok pelan sambil menepuk bahu Jimin, membuat Jimin terkejut.

“Ah, hyung... Aku kaget. “ gerutu Jimin sambil memegang dada kirinya. Hoseok hanya tersenyum sambil menepuk punggung Jimin perlahan.

“Wae? Kau masih memikirkan mimpi tadi? “ tanya Hoseok yang heran melihat Jimin jadi pendiam.

“Aniya. Aku tidak memikirkan itu. “ sanggah Jimin, sambil memalingkan wajah ke arah jendela. Hoseok tersenyum, dia tahu kalau Jimin sedang gusar karena mimpi itu. Jadi ia hanya berusaha menenangkannya.

“Sudahlah, mungkin itu hanya mimpi karena kau kelelahan saja. Hari ini kita segarkan diri, jalan-jalan dan belanja. Hm? OK? “ ucap Hoseok. Jimin pun menoleh menatap Hoseok dan mengangguk.

“Tapi Hyung, memangnya kita mau kemana?” tanya Jimin kemudian. Hoseok tersenyum sambil memandang Jimin penuh arti.

“Hongdae.” Jawab Hoseok singkat.

“Mwo?!” Sahut Jimin terkejut dan khawatir.

***

Mobil yang mengantar Jimin cs telah tiba di depan jalan Hongdae yang terkenal sebagai tempat nongkrong anak-anak muda, seperti mereka. Mereka bersiap-siap untuk turun dari mobil, setelah mengenakan masker dan topi untuk menyamarkan diri. Namun, Jimin masih termenung di tempatnya sambil melihat keluar jendela mobil.

“Ayo kita turun, Jimin-ah.” Ujar Taehyung yang melihat Jimin tak juga bergerak.

“Tapi, apa kalian yakin kita akan baik-baik saja? Disana sangat ramai.” Kata Jimin sembari menunjuk ke luar.

Diluar terlihat banyak sekali orang-orang yang tengah berlalu-lalang, di sepanjang jalan Hongdae. Dan kebanyakan dari mereka adalah para gadis. Member BTS yang lain pun merasa sedikit ciut melihatnya.

“Eyy... Tenang saja lagipula kita sudah menyamar dengan sempurna kan?” cetus Namjoon sembari menunjuk dirinya sendiri.

“Benar kata Namjoon. Ayolah, jangan biarkan rasa khawatirmu menghalangi hari liburan kita.” Sahut Yoongi.

“Mereka benar Jimin-ah. Jangan khawatir. Kajja” ajak Hoseok, sambil membuka pintu mobil dan menarik pelan tangan Jimin untuk keluar dari mobil.

Akhirnya, seluruh member BTS sudah keluar dari mobil dan bersiap untuk memulai perjalan mereka di daerah Hongdae tersebut.

“Baiklah. Ayo kita mulai jalan-jalan sekarang.” Seru Jungkook, yang langsung mulai berjalan dengan penuh semangat, diikuti Yoongi, Taehyung, dan Namjoon.

Sementara itu, Jin, Hoseok dan Jimin mengikuti mereka dari belakang. Mereka masih membicarakan gadis dalam mimpi Jimin yang diceritakan tadi pagi.

“Apa kau bisa mengenali wajah gadis itu?” tanya Jin yang asih penasaran

“Hmm, memang tidak jelas sih. Tapi aku bisa mengingatnya.” Jawab Jimin agak ragu.

“Semoga saja gadis itu ada di dunia nyata, dan bisa bertemu denganmu.” Ucap Hoseok. Jimin hanya tersenyum kecil.

“Semoga saja begi...” ucap Jimin terputus.

Tiba-tiba seorang gadis misterius melintas di hadapan mereka bertiga. Gadis itu mengenakan hoodie hitam, dan rambutnya terurai dengan poni panjang yang menutupi sebagian wajahnya. Jimin terpaku melihat gadis itu, hingga langkahnya terhenti.

Gadis itu.... Benar-benar ada...

***




Komentar