Postingan

Thorn Love (Part 1)

'Kriieett' Suara derit pintu kayu terdengar menggema saat aku membukanya secara perlahan. Aku memejamkan mata karena terkejut dan takut dengan suara derit itu. "Aisshh... Diamlah! Bisa-bisa Ayah terbangun karena suara berisikmu itu." bisikku memarahi pintu kayu besar itu. Perlahan ku langkahkan kakiku ke dalam ruang tamu rumahku yang gelap gulita, sembari kembali mendorong pelan pintu itu agar dapat menutup tanpa bersuara lagi. 'Ckleekk' Fiuhh.. Pintunya sudah tertutup dengan rapat dan tak akan menimbulkan masalah lagi. Aku kembali melanjutkan langkahku, berjalan ke arah tangga untuk menuju kamarku di lantai atas. 'Pett' Mendadak ruang tamu dan seisi rumah yang tadinya gelap menjadi terang benderang, karena lampu yang menyala secara tiba-tiba. Langkahku sontak terhenti, seluruh tubuhku kaku, dan napasku tertahan. Ah! Sial! "Yoo Jin-ah!" Suara rendah dan berat seorang pria paruh baya memanggil namaku dari tengah ruang tamu.

Thorn Love (Sinopsis)

Apa jadinya jika putri seorang kepala mafia terlibat hubungan dengan seorang detektif dan seorang putra konglomerat? Yoo Jin (21) merupakan putri seorang ketua mafia berpengaruh di kotanya, ia dikenal memiliki paras yang cantik, pandai bela diri dan ahli menggunakan berbagai jenis senjata. Namun memiliki masalah dalam kemampuan akademiknya. Suatu hari ia ditugaskan oleh Ayahnya untuk mendekati seorang putra dari keluarga kaya raya, Jung Hoseok (24) yang tengah terjebak dalam perebutan kekuasaan dalam perusahaan keluarganya dan sering menghadapi bahaya. Hoseok dikenal sebagai pria tampan dan cerdas, namun mempunyai masalah dengan kepribadiannya yang terlalu baik hati, hingga tak menyadari bahaya di sekitarnya. Namun tugas yang dijalankan oleh Yoo Jin tidaklah mudah dan justru semakin berat, karena kemudian ia mengetahui bahwa kelompok mafia Ayahnya yang melakukan kejahatan dan membahayakan nyawa Hoseok, dan ia hanya menjadi umpan untuk menyakiti Hoseok. Namun demi melindungi Yoo J

Memory Part 1 - Regret

Seorang pria muda tengah duduk di sebuah sofa di dalam ruangan serba putih. Pria itu nampak menatap kelur jendela kaca yang ada di samping tempat duduknya, dengan tatapan mata yang kosong. Sepertinya ia tengah melamun. “Bagaimana perasaanmu, Yoon Gi?” terdengar sebuah suara yang tampaknya menyadarkan lamunan pria itu. Ia menoleh ke arah si pemilik suara. Di sana ada seorang pria muda berjas putih, yang tengah bersandar di meja kerjanya sambil menatap pria yang dipanggilnya dengan nama Yoon Gi itu. Pria muda itu adalah seorang psikiater bernama Lee Hyun. Yoon Gi pun menghela napas. “Apa kau menanyakan itu, karena kau tidak tahu bagaimana perasaanku?” tanya Yoon Gi dengan raut wajah datar. Hyun berjalan menghampiri Yoon Gi, kemudian duduk di sofa yang ada di seberang Yoon Gi. “Sudah setahun berlalu. Bukankah seharusnya kau sudah merasa sedikit merelakannya?” ucap Hyun hati-hati. Mendengar ucapan itu, Yoon Gi kembali mengarahkan pandangannya keluar jendela dan menatap langit yan

Gone (Part 1)

Gambar
Jimin yang baru selesai mandi berdiri di depan cermin kamar mandi yang berembun, dengan gerakan cepat ia mengelap embun itu dengan tangannya. Sehingga wajahnya jadi jelas terpantul di cermin itu, Jimin memandangi pantulan wajahnya dan bergumam sendiri. “Ah, wajahku kelihatan sedikit bengkak. Apa karena terjatuh tadi ya? “ gumam Jimin pada dirinya sendiri. Sekilas ingatan tentang mimpinya kembali berkelebat di pikirannya. Seorang gadis ber- hoodie,  dengan rambut panjang tergerai yang menutupi separuh wajahnya, dan menatapnya dengan tatapan sedih. Mengingat itu Jimin menggelengkan kepalanya, berusaha mengenyahkan mimpi itu karena mengganggu pikirannya. “Mimpi apa sih itu? Dan... Siapa gadis itu ya? “ gumam Jimin lagi. Dari luar kamar mandi terdengar suara berisik dari beberapa orang pria, dan salah satu dari mereka mengetuk pintu kamar mandi dan memanggil Jimin. “Jimin-ah, kau sudah selesai mandi atau belum? Aku mau cuci muka.“ seru seorang pemuda tampan di d

Gone (Intro)

Gambar
Suatu siang di awal musim gugur, sebuah mobil tengah melaju melintasi jalan menuju sebuah gedung management. Di dalam mobil tersebut, terlihat seorang pemuda tengah duduk di bangku belakang sembari mendengarkan musik melalui earphone, dan bersenandung kecil. Selain pemuda itu, ada seorang supir dan satu pria lagi yang ternyata adalah manajer pemuda tadi. Mata pemuda itu terpejam, dahinya tampak berkerut, menunjukkan bahwa ia tengah merasa lelah. Mobil  semakin mendekati gerbang gedung management, Big Hit Entertainment. Dari jauh terlihat kerumunan banyak wartawan dan para penggemar yang tengah berdiri menunggu kedatangan pemuda itu. Saat melihat ada mobil yang mendekat ke arah gerbang, kerumunan itu pun bergegas mendekat ke arah mobil dan mengelilinginya, sehingga mobil itu berhenti. Manajer yang melihat itu menoleh ke arah pemuda tadi. “Bagaimana ini? Banyak sekali wartawan dan fans di luar. “ ujar sang manajer sambil menyentuh kaki pemuda itu. Kemudian, pemuda itu membuka matany

Welcome to this Blog

Blog ini memuat postingan berupa tulisan-tulisan fiksi